Minggu, 19 Juni 2011

“Membangun Jiwa Wirausaha syariah Sebagai Pilar Utama Perekonomian Umat” (Repost)

oleh:  Rahma Suci Sentia
“Membangun Jiwa Wirausaha syariah Sebagai Pilar Utama Perekonomian Umat” menjadi tema yang diangkat dalam seminar bulanan MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) di Gedung  BRI kemaren, rabu 15 Juni. Acara yang menghadirkan pembicara  dari pengusaha syariah ini seperti Riyanto sofyan (Pengusaha Sofyan Hotel), Iskandar Zulkarnain  (pengusaha syariah tingkat internasional) ,serta pihak BRI ,Ari Purwandono .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Berwirausaha. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kini berwirausaha atau berbisnis menjadi hal yang mesti digiatkan oleh setiap orang jika ingin makmur dan oleh pemerintah jika ingin negaranya maju. Alasannya mudah sekali. Ketika seseorang memilih untuk berwirausaha sama artinya ia bersiap untuk maju secara kontinius dan berada di zona aman sesungguhnya.  Berbeda ketika seseorang hanya  berniat menjadi pekerja atau karyawan saja, mereka justru berada di zona aman yang semu dan menipu serta mereka sulit untuk maju. Mungkin banyak pikiran konvensional yang percaya bahwa menjadi pegawai/pekerja saja cukup menjamin penghidupannya kedepan karena adanya kepastian pendapatan. Untung-untung jikalau berada di posisi yang tidak aman. Akan tetapi, itu adalah pikiran lama dan perlu direvisi. Semakin berkembangnya dunia dengan globalisasinya mengharuskan seseorang tidak hanya hidup dengan ala kadarnya sampai-sampai ia malah tidak bisa berzakat untuk orang lain. Zaman ini mengharuskan orang lebih kaya agar ia dapat bertahan dalam kedinamisannya dunia serta dapat membantu penghidupan masyarakat disekitarnya. Dengan pola pikir konvensional, menjadi kaya hanya bisa dicapai ketika berada diposisi tertinggi dari pegawai orang, misalkan Dirut atu manajer. Sedangkan posisi startegis itu hanya bisa didapatkan segelintir orang saja. Bahkan dari segelintir mereka tersebut saja, sesungguhnya ketika mencapai posisi ini mereka telah berada diposisi tidak aman. Inilah posisi tertinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari itu. Mereka was-was akan posisi yang berlangsung tidak seberapa lama bahkan ada “pihak-pihak nakal “ yang berusaha mempercepat masa kelengseran mereka. Justru hal ini tidak terjadi di wirausaha. Resiko rugi dan untung hanya menjadi bagian dari rutinitas yang wajar dihadapi pengusaha dalam rangka terus menumbuhkan bisnisnya. Tidak ada titik puncak di dalam bisnis yang berujung pada dimishing. Semua tergantung pada pengusaha tersebut. Ketika semakin lihai ia, semakin berinovasi, berniat untuk mengembangkan usahanya maka tidak ada kata the end of business. Inilah zona aman sesungguhnya. Ketika kehidupan menuntut kemampuan finansial dan berzakat alias menolong orang lebih banyak lagi, mereka dengan mudahnya dapat men-create money dengan keahlian mereka.


Menjadi pengusaha bukan lagi sekedar pilihan atau alternatif tapi sebuah keniscayaan. Menurut hasil penelitian Dr. David McCeland dari Harvard University dalam bukunya  The Achieving Society ,suatu negara dapat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan jika minimal dari 2% jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Berarti Indonesia membutuhkan sekitar lima juta orang dari 230 juta penduduknya untuk menjadi pengusaha. Mirisnya, fakta menunjukkan jumlah pengusaha di Indonesia baru  0.2%. Bandingkan dengan negara maju seperti Amerika dengan jumlah pengusahanya lebih dari 11%, singapura 7,2%, Jepang China lebh dari 7%. Dengan demikian berdasarkan konsep Kiyosaki, ada sekitar 99, 8% penduduk kita yang berada di kuadaran pertama (employee dan self-employed) dan 0, 2% di kuadran kedua ( Business Owner dan Investor).
Kewirausahaan menjadi sesuatu yang  sangat dianjurkan di dalam ajaran agama islam. Di alquran sendiri ada sekitar 370 ayat yang berhubung tentang bisnis. Bandingkan dengan rukun islam seperti puasa yang hanya disinggung 9kali. Rasulullah pun bersabda:

Sebaik-baiknya penghasilan adalah dari pekerjaan seseorang dengan tangannya dan (dari)setiap transaksi perniagaan yang diberkahi. ( HR  Al-thabrani, Shahih al-Jami’- al Shaghir no 1913.)

“ Sembilan dari sepuluh rizki ada dalam perniagaan” ( Dhaif  al-jami’ no 2434). Ini adalah hadist popular namun sanadnya dhaif.)

Baginda rasulullah sendiri pun seorang wirausahawan. Bahkan, beliau lebih lama berprofesi sebagai pengusaha (25 tahun ) dibandingkan sebagai rasul (23 tahun) dan beliau tak henti-hentinya pula menghimbau umatnya untuk menjalankan wirausaha. Apalagi bisnis yang dilakukan berjamaah. Rasulullah bersabda: “berdua lebih baik kdaripada sendiri. Bertiga lebih baik daripada berdua. Berempat lebih baik daripada bertiga. Hendaklah kamu sekalian berjamaah karena sesungguhnya tangan Allah bersama orang yang berjamaah” ( HR Ibnu Asakir dari Abu Hurairah ra)
To be Continued….

http://www.facebook.com/notes/rahma-suci-sentia/membangun-jiwa-wirausaha-syariah-sebagai-pilar-utama-perekonomian-umat/10150221152331877

1 komentar:

  1. Anda Jenuh, gagal memprosepek, bahkan frustasi krn ditolak melulu ketika bangun bisnis MLM atau network marketing lainnya?
    Ganti cara lama anda dengan Sistem Canggih yg kami ciptakan.
    Silahkan baca gratis di Link berikut : http://www.leadcaptor.com/go/?leader=patas
    Kami ciptakan sistem yg lbh canggih untuk mempercepat Sukses Bisnis Anda.
    Salam Sukses dan Luar Biasa…!!!

    BalasHapus