Kamis, 16 Juni 2011

PEMIKIRAN EKONOMI AL SYAIBANI


(132 H/750 M – 189 H/804 M)

A. Pemikiran Ekonomi
Dalam mengungkapkan pemikiran ekonomi Al Syaibani, para ekonom muslim banyak merujuk pada kitab Al-Kasb. Secara keseluruhan kitab ini mengemukakan kajian mikroekonomi yang berkisar pada teori kasb (pendapatan) dan sumber-seumbernya serta pedoman perilaku produksi dan konsumsi. Beberapa pemikiran ekonomi Al Syaibani adalah sebagai berikut :

1.      Al-Kasb (kerja)
Al Syaibani mendefinisikan al-kasb (kerja) sebagai mencari perolehan harta melalui berbagai cara yang halal. Dalam ilmu ekonomi, aktivitas demikian termasuk dalam aktivitas produksi. Definisi ini mengindikasikan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas produksi dalam ekonomi Islam adalah berbeda dengan aktivitas ekonomi dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, tidak semua aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa disebut sebagai aktivitas produksi, karena aktivitas produksi terkait dengan halal-haramnya barang atau jasa dan cara memperolehnya. Dengan kata lain, aktivitas menghasilkan barang dan jasa yang halal saja yang disebut sebagai aktivitas produksi.
2.      Kekayaan dan kefakiran
Mengenai kekayaan dan kefakiran, Al Syaibani berpendapat bahwa apabila manusia telah merasa cukup dari apa yang dibutuhkan kemudia bergegas pada kebajikan, sehingga mencurahkan perhatian pada urusan akhiratnya, adalah lebih baik bagi mereka. Dalam konteks ini, sifat-sifat fakir diartikannya sebagai kondisi yang cukup (kifayah), bukan kondisi papa dan meminta-minta (kafafah)
3.      Klasifikasi Usaha-usaha Perekonomian
Menurut Al Syaibani, usaha-usaha perekonomian dibagi menjadi empat macam, yaitu sewa-menyewa, perdagangan, pertanian, dan perindustrian. Al Syaibani lebih mengutamakan usaha pertanian daripada usaha yang lain, karena pertanian memproduksi  berbagai kebutuhan dasar manusia yang sangat menunjang dalam melaksanakan berbagai kewajiban.
4.      Kebutuhan-kebutuhan ekonomi
Al Syaibani mengatakn bahwa sesungguhnya Allah menciptakan anak-anak Adam sebagai suatu ciptaan yang tubuhnya tidak akan berdiri kecuali dengan empat perkara yaitu makan, minum, pakaian dan tempat tinggal.
5.      Spesialisai dan distribusi pekerjaan
Al Syabani mengatakan bahwa manusia membutuhkan yang lain. Seseorang tidak akan menguasai pengetahuan semua hal yang dibutuhkan sepanjang hidupnya dan kalaupun manusia berusaha keras, usia akan membatasi diri manusia. Karea itu diperlukan adanya spesialisasi dan distribusi pekerjaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar