Minggu, 19 Juni 2011

PEMIKIRAN EKONOMI AL GHAZALI (405 – 505 H)


Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Tusi al-Ghazali lahir di Tus, sebuah kota kecil di khurasan, Iran, pada tahun 450 H. Dalam hal ekonomi, pemikirannya berdasarkan pada pendekatan tasawuf karena pada masanya, orang-orang kaya, berkuasa, dan syarat prestise sulit menerima pendekatan fiqih dan filosofis dalam mempercayai Hari Pembalasan. Pemikiran sosio-ekonomi Al Ghazali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut “ Fungsi Kesejahteraan Sosial Islam”. Menurut Al Ghazali, kesejahteraan dari suatu masyarakat tergantung pada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan, yaitu agama, hidup atau jiwa, keluarga atau keturunan, harta atau kekayaan, dan intelek atau akal.
Selanjutnya ia mengidentifikasi tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan aktivitas ekonomi, yaitu, pertama, untuk mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan; kedua, untuk mensejahterakan keluarga; ketiga, membantu orang lain yang membutuhkan.

A. Pemikiran Ekonomi
1.  Pertukaran Sukarela dan Evolusi Pasar
Al Ghazali menyuguhkan pembahasan terperinci tentang peranan dan signifikansi aktivitas perdagangan yang dilakukan dengan sukarela serta proses timbulnya pasar yang berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan harga dan laba.  Selain itu Al Ghazali juga berpendapat bahwa “mutualisme” dalam pertukaran ekonomi, yang mengharuskan spesialisasi pembagian kerja menurut daerah dan sumber daya.
Al Ghazali juga mengemukakan pemikiran mengenai interaksi permintaan dan penawaran. Ia mengatakan, harga yang timbul dari interaksi permintaan dan penawaran adalah al-tsaman al-adil  (harga yang adil) atau equilibrium price. Selain itu, Al Ghazali juga mengemukakan mengenai etika pasar. Ia melarang keras aktivitas penimbunan dan iklan palsu.
2. Aktivitas Produksi
Dalam pemikirann mengenai aktivitas produksi, Al Ghazali membagi aktivitas produksi ke dalam tiga bagian, yaitu :
  1. Industri dasar, yaitu industri yang menjaga kelangsungan hidup manusia. Kelompok ini terdiri dari empat jenis aktivitas, yaitu agrikultur, tekstil, konstruksi, dan aktivitas Negara
  2. Aktivitas penyokong, yaitu aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industry baja dan eksplorasi
  3. Aktivitas komplementer, yaitu yang berkaitan dengan industry besar seperti penggilingan dan pembakaran produk-produk agrikultur
3. Barter dan Evolusi Uang
Secara umum, Al Ghazali menjelaskan secara komprehensif mengenai permasalahan dalam barter. Beberapa permasalahan barter menurutnya adalah :
  1. Kurang memiliki angka penyebut yang sama
  2. Barang tidak dapat dibagi-bagi
  3. Keharusan adanya dua keinginan yang sama
Lalu secara khusus, Al Ghazali membahas mengenai uang sebagi alat tukar, yaitu dinar dirham. Menurutnya uang akan memiliki nilai jika digunakan dalam suatu pertukaran. Namun Al Ghazali juga membahas mengenai permasalahan mengenai uang, yaitu terkait penimbunan uang dan mengubah bantuk uang ke dalam bentuk lain. Untuk permasalahan ini, Al Ghazali mengutuk keras, terhadap pelakunya. Selain itu dia juga mengecam, pencampuran uang dinar dan dirham dengan logam lain yang bernilai rendah, karena hal ini dapat mengurangi nilai uang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar